Dikelola Humas DPW PKS Sulawesi Utara. Powered by Blogger.

KELUARGA HARMONIS ADALAH FITRAH CINTA MANUSIA




Manado, 21 Januari 2017. BPKK DPD PKS Kota Manado menggelar Workshop Harmonisasi Keluarga. Tema yang diangkat adalah Optimalisasi Potensi Fitrah dalam Bingkai Cinta. Ustad Cahyadi Takariawan S.Si.Apt selaku Ketua Wilda Sulawesi yang menjadi pembicaranya berhasil membuat seisi ruangan semangat mendengarkan rangkaian materi beliau. Sesekali ruangan menjadi ramai karena tertawa mendengar kisah kisah lucu dalam Rumah tangga yang beliau paparkan. Telihat pula Ketua DPW PKS Sulawesi Utara dan jajarannya ikut hadir menikmati acara ini.
Berikut kami kutip kembali materi yang beliau bawakan Sabtu kemarin di Aula Hotel Elfah.

Berdasarkan data pengadilan, penyebab perceraian di Indonesia 78%-nya disebabkan oleh gugatan oleh pihak istri. Penyebab gugatan itu adalah karena persoalan ekonomi,  perselingkuhan, dan kehilangan kehangatan dalam keluarga.

Suami dan istri adalah dua manusia yang memiliki banyak perbedaan. Dalam rangka menggapai keharmonisan rumah tangga,  maka diperlukan manajemen ketidakcocokan. Untuk itu suami istri perlu mencari sebanyak mungkin bagian yang cocok antara suami dan istri. Pasangan perlu menemukan titik temu yang bisa disepakati berdua dalam hal yang tidak cocok. Jika tidak mendapatkan titik temu,  terimalah apa adanya, sebagai jalan terakhir.

Lelaki dan perempuan memiliki banyak persamaan,  tapi ada perbedaan sesuai fithrah kemanusiaan dan kultur kehidupan. Lelaki dan perempuan berbeda dalam susunan kromosom. Juga beda dalam produksi hormon. Demikian pula struktur otaknya.

Struktur otak lelaki memiliki jalur tunggal,  sedangkan wanita memiliki jalur majemuk. Hal ini mengakibatkan lelaki bicara to the point, dan perempuan bicara panjang lebar. Jalur majemuk cenderung memiliki kecerdasan linguistik,  kemampuan berbahasa,  yang lebih baik, dan kosakata yang lebih banyak. Perempuan bersifat multitasking,  sehingga bisa mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus, sementara lelaki bersifat kerja tunggal. Lelaki memiliki kemampuan membaca visual dan spasial,  sementara perempuan sulit membaca peta.

Secara fithrahnya,  lelaki lebih banyak menggunakan fithrah akalnya,  sementara perempuan lebih banyak menggunakan fithrah perasaannya. Karena itu perempuan seringkali menangis tanpa sebab. Tangisan adalah bahasa komunikasi perempuan. Maka suami harus membaca maksud tangisannya,  memberi waktu yang cukup untuk menangis,  dan memberikan pelukan saat emosinya sudah rendah.

Saat perempuan marah dan berucap,  maka ucapannya tidak boleh dijadikan data dan fakta oleh lelaki, karena pada saat itu perempuan mengeksplorasi perasaannya. Hingga mudah muncul ucapan,  "Kamu jahat. Aku benci kamu. Pulangkan aku kepada orangtua ku!"

Lalu untuk semua pernikahan ada 5 fase dalam kehidupan rumah tangga.

1. Romantic love
2. Dissapointment or distress
3. Knowledge or awareness
4. Transformation
5. Real love

Yang paliing pertama adalah fase Romantic Love. Ini adalah masa dimana segala kekurangan pasangan dianggap indah. Dianggap sesuatu yang baru, sesuatu yang bisa diterima. Masa ini hanya berusia 3-5tahun.  Nah, sayang sekali mereka yang pacaran. Karena saat mereka pacaran, maka fase romantic itu sudah dikredit.
Maka ketika mereka yang pacaran lalu menikah, tiba tiba mengetahui kekurangan pasangan dan tidak bisa menerimanya, ternyata alasannya adalah mereka sudah langsung masuk ke fase kedua, yaitu Distress.
Fase kedua ini tidak punya ukuran waktu. Bisa lama maupun pendek, dan fase ini paling menentukan untk fase fase berikutnya. Ada yang menikah sudah lama tetapi masih sulit bahagia, itu pertanda bahwa mereka masih pada tahapan ini.
Fase Ketiga adalah fase belajar. Setiap pasang harus maupun sama sama belajar. Belajar untuk saling memahami, belajar dari masalah, belajar dari kelebihan dan kekurangan pasangan. Tentu dengan belajar maka setiap pasangan akan melahirkan sikap yang lebih baik satu sama lain.
Fase keempat adalah fase transisi saja, ini lebih pendek. Sesama pasangan sudah tidak lagi melihat kekurangan. Semua yang buruk sudah dianggap hal yang biasa dan difahami.
Fase terkhir adalah REAL LOVE. Inilah fase yang paling indah, yang selayaknya kita tuju bersama. Semu jadi indah, alamiah, dan tak ada lagi pertengkaran besar, bila ada pertengkaran akan mudah terselesaikan.

Dari romantic love yang dalam islam kita sebut mawaddah, menuju real love yang disebut warahmah yaitu mencintai dengan dalam.
Mari kita mencintai pasangan kita dengan ketulusan.

No comments:

Post a Comment