Dikelola Humas DPW PKS Sulawesi Utara. Powered by Blogger.

4 Prinsip Dakwah dalam Berpolitik

Oleh: Nur Amalia (Kabid Humas DPW PKS Sulawesi Utara)

Dalam kesempatan safarnya ke Kota Manado, Sulawesi Utara, 28 Januari 2016, bertempat di Markaz Dakwah DPW PKS Sulawesi Utara, Ustadz Drs. Chairul Anwar, Apt., menyampaikan taujih da’awi di hadapan pengurus partai.

Anggota DPR RI kelahiran Pekanbaru itu menyampaikan 4 prinsip dakwah yang merupakan core dalam jalannya perjalanan sebuah harakah dakwah Islam yang sekaligus partai politik. Keempat prinsip dakwah bagi seorang dai itu diuraikan sebagai berikut:

1.Dakwah adalah Pondasi

Tulang punggung partai sebagai harakah yaitu dakwah. Prinsip kita seperti petani di sawah yang menanam padi. Bila kita temukan belut, ikan, rumput atau apapun disana maka jangan sampai kita melupakan tujuan kita ada di sawah. 

Jangan kita sibuk mengejar belut yang akhirnya masuk di antara tanaman padi-padi kita, dan tanpa kita sadari padi itu rusak bahkan mati karena kita sendiri yang menginjaknya. Karena kita terlupa sibuk mengejar belut yang hadir diantara tujuan awal kita menanam padi. 

2.Dakwah adalah Orientasi

Kita harus punya orientasi yang jelas.  Dakwah dapat dianalogikan dengan pohon, dan politik ini hanyalah satu di antara buahnya. Jangan kita sibuk pada buah politik sampai terlupa tentang pohon itu sendiri.

Buah itu bisa habis, tapi pohon harus selalu kita jaga dan rawat agar terus produktif menghasilkan buah yang banyak. Dakwah ini ushul (pokok)dan sesungguhnya politik, kesehatan, ekonomi dan lain sebangainya hanya furu’ (cabang), yang berarti hanya bunga-bunganya. 

3.Dakwah ini Milik Allah

Jalankan saja dakwah ini dengan ringan, tugas kita hanya menjalankan saja. Akhirnya orang membersamai atau ada yang lari meninggalkan kita. Maka, itu bab hidayah.  Itu babnya Allah Subhanahu wa Taála. Prediksi kita boleh jalan, tapi sesuaikan kaidahnya. Ikhtiar, bekerja seteliti mungkin, dan seikhsan mungkin.

Di dalam Al Quran Surah Al Insyirah ayat 7-8:

faidza faraghta fanshab
wa ilaa Rabbika farghab.

Kita ingat kembali bagaimana Rasulullah memperlakukan seorang Ibnu Maktum, yang buta dan miskin papa. Ketika itu beliau memperhitungkan bahwa target mendakwahi para pemimpin Quraisy di saat itu lebih penting daripada seorang Ibnu Maktum. 

Maka, Allah menegur Rasulullah dalam Surat Abasa!

Betapa bahwa perhitungan kita tak boleh keluar dari kaidah-kaidah-Nya. 

Namun, ikhwati fillah, bahwa bila kaidah yang kita jalankan sudah tepat, dan itu dilewati dalam mekanisme syura maka biarkanlah hidayah menjadi urusan Allah.

4.Dakwah harus Obsesif

Dakwah ini harus obsesif, tapi bukan pribadinya yang obsesif. Janganlah dakwah ini lebih terlihat obsesif pelakunya, tetapi sebaliknya, dakwahlah yang seharusnya terlihat posesif. Karena kita ini jamaah dakwah bukan personal individu.

Dakwah ini tergantung keyakinan a’dha-nya (obyek dakwah). Misalnya, keluarga. Berjalannya sebuah rumah tangga tergantung sikap dan keyakinan anggota keluarga tersebut.

Saya ingat benar bagaimana Ustad Hilmi Aminuddin senantiasa mengajarkan saya soal keyakinan. Seberapa besar ketsiqohan kita pada Allah, maka sebesar itupun karunia Allah pada kita. Maka kekuatan prasangka baik itulah yang dibutuhkan oleh dakwah ini. 

Lihatlah bagaimana seorang Imam Syahid Hasan Al Banna menjadikan anak dan istrinya “sepenuh perhatian”. Nah, yang dilakukan banyak kader akhir-akhir ini adalah "sepenuh waktu". Padahal kita tidak harus selalu sepenuh waktu bersama keluarga, tetapi Imam Syahid Hasan Al Banna mengajarkan bagaimana anak dan istri selalu ia bawa dalam perhatiannya. Karena itu, ketika berjalan dalam dakwah, maka bayangkan keluarga kita. 

Bukankah sebaik-baiknya perjalanan barakah adalah perjalanan di dalam dakwah?

Bukankah sebaik-baiknya harta yang barakah adalah yang disedekahkan di jalan Allah?

Maka bawalah ingatan dan perhatian pada keluarga kita saat kita dalam perjalanan dakwah, insya’ Allah yang belum bisa kita penuhi untuk anak dan istri bisa perlahan terpenuhi karena kebarakahan dakwah.

Ustadz Drs. Chairul Anwar, Apt.

No comments:

Post a Comment